Selasa, 20 Mei 2014

Contoh Makalah "DOSA"



MAKALAH HADIS-HADIS BKI
“DOSA”
Dosen Pembimbing:



                                                                  Disusun oleh:
   Kelompok: 6
Linda Mutiara
: 1341040081
Muhamad Adha Dinata
: 1341040150
M.Meimbang Khusnul Hotma Akbar
: 1341040064
Nisa noviana
: 1341040078
Narulita dwi stevani
: 1341040090


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2013/2014


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah menjadikan  setiap insane sederhana ini sebagai khalifah di bumi. Sholawat teriring salam  semoga selalu terlimpah kepada rasulullah SAW. Beserta keluarga, sahabat dan seluruh umat islam.
Terselesaikannya penulisan makalah “HADIS-HADIS BKI” yang membahas tentang “DOSA” ini tidak lepas dari keterlibatan berbagai pihak. Oleh karna itu, penulis mengucapkan terimakasih  sedalam-dalamnya atas semua kontribusi semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Makalah ini di sajikan disamping sebagai pemenuhan tugas mata kuliah, makalah ini juga disajikan guna menambah wawasan penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari makalah ini masih sukar dikatakan sempurna maka dari itu penulis mengharapkan kritik serta saran sebagai pemacu untuk pembuatan makalah selanjutnya.





                                                              Bandar lampung, 07 Mei 2014


                                                                                         Penulis,





                                                           






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................        i
KATA PENGANTAR...............................................................................................        ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................        iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................        1
A.    Latar belakang................................................................................................        1
B.     Tujuan Penulisan............................................................................................        1
C.    Rumusan Masalah..........................................................................................
D.    Ruang Lingkup...............................................................................................        1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................        2
A.    Pengertian Dosa..............................................................................................        2
B.     Macam-macam Dosa......................................................................................        2
C.    Macam-macam Dosa Kecil............................................................................        3
D.    Macam-macam Dosa Besar...........................................................................        4
BAB III PENUTUP...................................................................................................        8
A.    Kesimpulan ....................................................................................................        8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................        9



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Seorang muslim diharuskan menjahui perilaku tercela. Mengerjakan perilaku tercela akan mendatanklan dosa dan siksaan dari Allah SWT. Bahasan tentang dosa akan dikemukakan dalam uraian berikut ini.
B.     Tujuan Penulisan

1.      Menjelaskan pengertian Dosa
2.      Menjelaskan macam-macam dosa.
3.      Menjelaskan contoh-contoh perbuatan dosa

C.     Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dosa ?
2. Apa saja macam-macam dosa ?
3. Apa saja contoh-contoh perbuatan dosa ?

D.    Ruang Lingkup

Ruang lingkup makalah ini adalah hanya sebatas Perbuatan Tercela




















BAB II
Pembahasan


A.    Pengertian Dosa

            Dosa adalah perbuatan yang melanggar ketentuan Allah dan Rasul-Nya atau perbuatan yang melanggar ketentuan Al-Quran dan Sunnah Rasul. Secara psikologoi dosa adalah sesuatu yang terasa salah da;am hati apabila kita mengerjakannya dan tidak senang atau takut jika ada orang lain yang mengetahuinya.
Secara psikologi, dosa adalah suatu yang terasa salah dalam hati apabila kita mengerjakannya dan kita takut jika ada orang lain yang mengetahuinuya.

B.     Macam-macam Dosa
Dosa terbagi menjadi beberapa macam menurut sumber, sasaran, dan beratnya pelanggaran.

a. Menurut Sumbernya
Menurut sumbernya, dosa terbagi menjadi dosa dalam hati, dosa lisan, dan dalam perbuatan.
- Dosa dalam hati
Contoh dosa dalam hati adalah syirik, hasad (dengki), iri, bakhil, takabur, ujub, dan suuzan.
- Dosa Lisan
Contoh dosa lisan adalah sumpah palsu, berdusta, memfitnah, mengadu domba, membual, mencaci maki, mengejek dan menghina.
- Dosa Perbuatan
Contoh dosa perbuatan adalah mencuri, berzina, membunuh, mendurhakai orang tua, berbuat zalim, menyakiti fisik orang lain.

b. Menurut sasaranya
Menurut sasaranya, dosa terbagi menjadi dosa terhadapdiri sendiri, terhadap orang lain dan dosa terhadap Allah.
- Dosa terhadap diri sendiri
Contoh dosa terhadap diri sendiri adalah bakhil, takabur, ujub, dan bunuh diri.
- Dosa terhadap Orang lain
Contoh dosa terhadap orang lain adalah membunuh, mencuri, menzalimi, menyakiti orang lain,memfitnah, mengadu domba, dan mendurhakai orang tua.
- Dosa terhadap Allah.
Contoh dosa terhadap Allah adalah syirik, tidak mengerjakan sholat lima waktu, dan tidak berpuasa.

c. Menurut Berat pelanggaranya.
Menurut beratnya pelanggaran, dosa terbagi menjadi dosa kecil dan dosa besar.
- Dosa Kecil
Dosa kecil adalah pelanggaran hokum atas perbuatan yang tidak dirinci bahwa pelanggaran tersebut adalah perbuatan dosa besar. Contoh : Melihat sesuatu yang dilarang dan berbohong. Menurut sebagian ulama, dosa kecil yang dilakukan terus menerus dapat dinilai sama dengan dosa besar.

- Dosa Besar
Dosa besar adalah pelanggaran hukum atas perbuatan yang telah ditentukan, seperti musyrik, mendurhakai orang tua, bersaksi palsu, bunuh diri, membunuh orang lain, mencuri, merampok dan berzina.


C. Macam-macam Dosa kecil

Dosa kecil yang menjadi besar
Yaitu dosa kecil yang dilakukan terus menerus.
Rasulullah bersabda: tidak ada dosa kecil apabila dilakukan dengan terus menerus dan tidak ada dosa besar apabila disertai dengan istighfar. Allah juga berfirman: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran [3]: 135)

-Menganggap remeh akan dosa.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang mu’min dalam melihat dosanya, bagaikan seorang yang berada di puncak gunung, yang selalu khawatir tergelincir jatuh. Adapun orang fasik dalam melihat dosanya, bagaikan seseorang yang dihinggapi lalat dihidungnya, maka dia usir begitu saja.” (HR. Bukhori Muslim)

-Bergembira dengan dosanya.
Allah berfirman: “Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (QS. Al Baqarah [2]: 206)

-Merasa aman dari makar Allah.
Allah berfirman: “Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: “Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al Mujadilah [58]: 7)

-Terang-terangan dalam berbuat maksiat.
Rasulullah bersabda: “Semua ummatku akan diampunkan dosanya kecuali orang yang mujaharah (terang-terangan dalam berbuat dosa) dan yang termasuk mujaharah adalah: Seorang yang melakukan perbuatan dosa di malam hari, kemudian hingga pagi hari Allah telah menutupi dosa tersebut, kemudian dia berkata: wahai fulan semalam saya berbuat ini dan berbuat itu. Padahal Allah telah menutupi dosa tersebut semalaman, tapi di pagi hari dia buka tutup Allah tersebut.” (HR. Bukhori Muslim)

Yang melakukan perbuatan dosa itu adalah seorang yang menjadi teladan.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang memberi contoh di dalam Islam dengan contoh yang jelek, dia akan mendapat dosanya dan dosa orang yang mengikutinya setelah dia tanpa dikurangi dosa tersebut sedikitpun.” (HR. Muslim)


D.
Macam-macam Dosa Besar
Dosa Besar yaitu dosa yang disertai ancaman hukuman di dunia, atau ancaman hukuman di akhirat. Abu Tholib Al-Makki berkata: Dosa besar itu ada 17 macam.
Ø  4 macam di hati, yaitu: Syirik, Terus menerus berbuat maksiat, Putus asa,  Merasa aman dari siksa Allah.
Ø  4 macam pada lisan, yaitu: Kesaksian palsu, Menuduh berbuat zina pada wanita baik-baik, Sumpah palsu, mengamalkan sihir.
Ø  3 macam di perut yaitu: Minum Khamer, memakan harta anak yatim, memakan riba.
Ø  2 macam di kemaluan yaitu: zina, Homo seksual.
Ø  2 macam di tangan yaitu: membunuh, mencuri.
Ø  1 di kaki, yaitu lari dalam peperangan.
Ø  1 di seluruh badan, yaitu durhaka terhadap orang tua.
Dosa kecil.Yaitu dosa-dosa yang tidak tersebut diatas.Dosa kecil yang menjadi besar yaitu:
  1. Dilakukan terus menerus. Rasulullah bersabda: tidak ada dosa kecil apabila dilakukan dengan terus menerus dan tidak ada dosa besar apabila disertai dengan istighfar. Allah juga berfirman: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran [3]: 135)
  2. Menganggap remeh akan dosa. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang mu’min dalam melihat dosanya, bagaikan seorang yang berada di puncak gunung, yang selalu khawatir tergelincir jatuh. Adapun orang fasik dalam melihat dosanya, bagaikan seseorang yang dihinggapi lalat dihidungnya, maka dia usir begitu saja.” (HR. Bukhori Muslim)
  3. Bergembira dengan dosanya. Allah berfirman: “Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) nerakaJahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk buruknya.” (QS. Al Baqarah [2]: 206)
  4. Merasa aman dari makar Allah. Allah berfirman: “Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: “Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al Mujadilah [58]: 7)
  5. Terang-terangan dalam berbuat maksiat. Rasulullah bersabda: “Semua ummatku akan diampunkan dosanya kecuali orang yang mujaharah (terang-terangan dalam berbuat dosa) dan yang termasuk mujaharah adalah: Seorang yang melakukan perbuatan dosa di malam hari, kemudian hingga pagi hari Allah telah menutupi dosa tersebut, kemudian dia berkata: wahai fulan semalam saya berbuat ini dan berbuat itu. Padahal Allah telah menutupi dosa tersebut semalaman, tapi di pagi hari dia buka tutup Allah tersebut.” (HR. Bukhori Muslim)
  6. Yang melakukan perbuatan dosa itu adalah seorang yang menjadi teladan. Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang memberi contoh di dalam Islam dengan contoh yang jelek, dia akan mendapat dosanya dan dosa orang yang mengikutinya setelah dia tanpa dikurangi dosa tersebut sedikitpun.” (HR. Muslim).

Tujuh Macam Dosa Besar

Rasulullah Saw. bersabda :

اِجْتَنِبُواالسَّبْعَ الْمُوْ بِقَاتِ اَلشِّرْكُ بِاللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِىْ حَرَّمَ اللهُ اِلاَّ بِالْحَقِّ وَاٰكِلُ الرِّبَا وَاٰكِلُ مَالِ الْيَتِيْمِ وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْ فَ الْمُحْصَنَا تِ الْغَا فِلاَ تِ الْمُؤْ مِنَا تِ. ﴿ رواه البخار ى و مسلم. ﴾
Artinya :
Jauhilah tujuh macam dosa yang bertingkat - tingkat (besar), diantaranya ialah
1.      Mempersekutukan Allah
2.      Sihir
3.      Membunuh diri yang diharamkan Allah kecuali dengan hak
4.      Makan harta riba
5.      Makan harta anak yatim
6.      Lari dari peperangan
7.      Menuduh wanita yang berimana yang tidah tahu menahu dengna perbuatan buruk dengan apa yang difitnakan kepadanya. (HR Bukhari dan Muslim).

Seorang ulama’ Ahlul Bait Abu Abdillah Ja’far bin Muhammad Shadiq merinci dasa-dosa besar sebagai berikut:
a.       Pertama syirik kepada Allah swt. Tentang hal ini Allah swt berfirman, yang artinya :
“Sesungguhnya, A/lah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dike­ hendaki-Nya”(an Nisaa’:4S).

“… Sesungguhnya, orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga (al-Maa’idah:72)”.

b.      Keduaadalah ber­putus asa dari mendapatkan rahmat Allah swt. Allah swt berfirman mengenai hal ini:
“… Sesungguhnya, tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.‘ (Yusuf: 87)”.

c.       Ketigaadalah merasa aman dari ancaman Allah swr. Allah swt berfirman tentang hal ini,
“… Tiadalah yang merasa aman dari azab A/lah kecua/i orang-orang yang merugi.‘(al-A’raaf: 99)”.

d.      Keempat adalah berbuat durhaka kepada kedua orang tua. Karena,Allah swr menyifati orang yang berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya sebagai orang yang jabbaar syaqiy ‘orang yang sombong lagi celaka’. Tentang hal ini Allah swt berfirrnan.
“‘Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. ‘(Maryam: 32)”.

e.       Kelimaadalah membunuh. Tentang hal ini Allah swt berfirman,
“‘Dan, barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja,maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya…….. ‘(an-Nisaa’: 93)”.

f.       Keenamadalah menuduh wanita baik-baik berbuat zina. Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“‘Sesunggubnya, orang-orangyang menudub wanita-wanita yang baik-­baik, yang lengab lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akbirat, dan bagi mereka azab yang besar.’(an-Nuur: 23)

g.      Ketujuh adalah memakan riba. Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“Orang-orangyang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri mela­inkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila ‘(al-Baqarah: 275)”

h.      Kedelapanadalah lari dari medan pertempuran. Maksudnya, saat kaum muslimin diserang oleh musuh mereka, dan kaum muslimin maju mempertahankan diri dari serangan musuh itu, kemudian ada seorang muslim yang melarikan diri dari pertempuran itu. Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau bendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesunggubnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allab, dan tempatnya ialah neraka jabannam.Dan, amat buruklab tempat kembalinya.‘(al-Anfaal: 16)”

i.        Kesembilanadalah memakan harta anak yatim. Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“Sesunggubnya, orang-orangyang memakan barta anakyatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenub perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). ‘(an-Nisaa ‘: 10)”,

j.        Kesepuluhadalah berbuat zina. Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“Barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosanya, (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada bari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu… ‘(al-Furqaan: 68-69)”.

Tentang menyembunyikan persaksian, adalah seperti difirmannkan oleh Allah SWT.,
“Dan janganlab kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan, barangsiapa yang menyembunyikannya maka sesunggubnya ia ada­lab orang yang berdosa batinya‘. (al-Baqarah: 283)”.

k.      Kesebelasadalah sumpah palsu, yaitu jika seseorang ber­sumpah untuk melakukan sesuatu perbuatan, namun ternyata ia tidak mela­kukan perbuatan itu. Atau, ia bersumpah tidak akan me1akukan sesuatu perbuatan, namun nyatanya ia kemudian me1akukan perbuatan itu. Tentang ha.l ini Allah SWT berfirman.
      “Sesungguhnya, orang-orang yang menukar janji( nya ckngan) Allah dan sumpah-sumpah mereka ckngan harga yang sedikit, mereka itu tidak rnendapat bagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada han kiamat dan tidak (pula) akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yangpedih. “(Ali Imran: 77)”.

L  Kedua belas adalah berbuat khianat (curang) atas harta ram­pasan perang. Tentang hal ini Allah SWT berfirman.
“Barangsiapa yang berkhianat (curang) clalam urusan rampasan perang itu, maka pada han kiamat ia akan clatang membawa apa yang dikhianatkannya itu ‘(Ali Imran: 161)”.

m.    Ketigabelas adalah meminum khamar (minuman keras). Tentang hal ini Allah SWT berfirman.
“Sesungguhnya (meminum) khamar, ber1judi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan Maka,jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu men­dapat keberuntungan (al-Maa ‘idah: 90)”.

n.      Keempat belas adalah meninggalkan shalat. Tentang hal ini Al­lah SWT berfirman.
“ Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?’ Mereka menjawab, ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.” (alMuddatstsir: 42-43).

o.      Kelima belas adalah melanggar perjanjian dan memutuskan tali silaturahmi. Karena, tali silaturahmi adalah salah satu ikatan yang dipe­rintahkan oleh Allah SWT untuk disambung. Tentang hal iniAllah SWT ber­firman,
“(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah per­janjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkanAllah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi.Mereka itulah orang-orang yang rugi.‘(al-Baqarah: 27)”

Dengan demikian, semua perbuatan dosa tadi adalah bagian dari dosa besar, sesuai dengan keterangan nash Al-Qur’an. Dan, masing-masing dosa besar tadi mengandung hikmah, seperti yang diungkapkan oleh Ja’far Shadiq Saat ia ditanya oleh Ibnu Ubaid tentang apa itu dosa besar, Ja’farShadiq dengan percaya diri menjawabnya dengan urutan seperti tadi. Penyebutan urutan tadi pun diungkapkannya dengan tanpa perlu berpikir lama, yang menunjukkan bahwa masa1ah ini te1ah tertanam dalam otaknya, apalagi jika disadari bahwa ayat-ayat itu terdapat secara acak dalam pelbagai surah dalam A Qur’an.Sehingga, untukmenyebutkannya ia harus mengutip dan mengtip dan mengumpulkannya dari sana-sini. Hal ini juga menunjukkan bahwa ia benar-benar te1ah mendalami rahasia srahasia kandungan Al-Qur’ an.






BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
- Dosa adalah perbuatan yang melanggar ketentuan Allah dan Rasul-Nya atau perbuatan yang melanggar ketentuan Al-Quran dan Sunnah Rasul.
- Dosa terbagi menjadi beberapa macam menurut sumber, sasaran, dan beratnya pelanggaran.
- bebarapa contoh perbuatan dosa besar adalah, yaitu mencuri dan merampok, membunuh perbuatan asusuila, dan pelanggaran hak asasi manusia.





























DAFTAR PUSTAKA


Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama islam XI. Jakarta : Erlangga

Drs. Margiono, M.Pd, Drs. Junaidi Anwar, Dra Latifah. 2007. Pendidikan Agama Islam 2. Jakarta : Yudistira

Khuslan Haludhi, Abdurrohim Sa’id. 2008. Agama Islam 2. Malang : Tiga Serangkai

Aminudin, H.pardi Yatim, Muhamad Suyono H.S, Slamet Abidin. 2004. Pendidikan Agama Islam 2. Jakarta : Bumi Aksara

Abdullah, Taufik. 2008. Pendidikan Agama Islam XI. Bandung : Grafindo
Muhammad Mustafa imarah, saripati hadist Al-bukhari, (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar), 2002.

Ghoffar Abdul, EM, saripati hadist Al-bukhari, (Jakarta:pustaka Al-kausar), 2002.

Qardhawi Yusuf, Sunnah Rasul Sumber Ilmu pengetahuan dan Peradaban, (Jakarta:Gema Insani Press), 1998.