Jumat, 12 Agustus 2011

Ceramah Ramadhan



Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah Allahumma Rabbil Alamin Assamu Alal asrapil umbiyail walmursalin sidina Muhammad walaa ailihi washabi ajmain ambaad.
Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yangtelah memberikan nikmat kepada kita sekalian berupa kesehatan jasmani dan rohani. Sehingga pada malam ini kita masih bisa hadir di tempat ini guna melaksanakan peringatan Nuzul Quran.
Selanjutnya shalawat dan taslim atas junjungan Nabi besar Muhammad saw. yang mana beliau telah berhasil membawa misi agama Islam sampai kepenjuru pelosok dunia sehingga kita yang berada di belahan bumi ini kena pengaruh agama Islam, sehingga kita sekalian tahu mana ajaran yang diridhoi Allah dan mana yang murkainya, atau tepatnya, kita dapat membedakannya mana haq dn mana yang bathil. Ceramah Ramadhan : Peringatan Nuzulul Qur’an
Hadirin hadirat yang sama-sama dimuliakan oleh Allah swt.
Pada kesempatan ini judul ceramah yang saya bawakan yaitu peringatan nuzul quran.
Hadirin hadirat yang sama-sama dimuliakan oleh Allah swt.
Seperti yang telah kita maklumi bahwa lailatul Qadr itu ada pada bulan ramadhan yaitu malam yang dimaksudkan dalam firman Allah yang artinya: “sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya kami-lah yang memberikan peringatan” (As Dukhaan:3)
Dan karena penyepinya Rasulullah saw. di gua Hira’ adalah pada bulan ramadhan, dan kejadian turunnya Jibril as adalah di dalam gua Hira’.
Jadi Nuzul Qur’an ada [pada bulan Ramadhan, pada hari senin, sebab semua ahli sejarah atau sebagian besar mereka sepakat bahwa diutusnya beliau menjadi Nabi adalah pada hari senin. Hal ini sangat kuat karena Rasulullah saw ketika ditanya tentang puasa senin beliau menjawab: “Di dalamnya akau dilahirkan dan di dalamnya diturunkan (wahyu) atasku” (HR. Muslim).
Hadirin hadirat yang sama-sama dimuliakan oleh Allah swt.
Peristiwa Nuzul Qur’an bukanlah diharapkan agar dijadikan sebagai hari raya oleh umat ini, yang dirayakan setiap tahun, karena hari raya oleh umat ini, yang dirayakan setiap tahun, karena Islam bukanlah agama perayaan sebagaiaman halnya agama-agama lain.
Islam tidak memerlukan polesan, tidak perlu dibungkusa dengan perayaan-perayaan yang membuat orang-orang tertarik kepadanya. Ceramah Ramadhan : Peringatan Nuzulul Qur’an
Karena turunnya al-Qur’an bukan untuk diperingati setiap tahunnya, melainkan untuk memperingatkan kita setiap saat.
Memperingati peristiwa turunnya al-Qur’an bulanlah cara orang-orang shaleh yang muttaqin. Akan tetapi jejak ulama-ulama salaf adalah membaca al-Qur’an, membaca dan membaca lagi. Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami anugrahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka  itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”.
Apalagi di bulan Ramadhan, bulan al-Qur’an ini, Umar ra. berkata: “Saandainya kita  bersih, tentu akan merasa kenyang dari kalam Allah. Sesuhhnya aku amat tidak suka menakala datang sebuah hari sementara aku tidak membaca al-Qur’an. Karena itu beliau  tidak meninggal dunia sehingga mushafnya sobek karena seringnya dibaca.
Hadirin hadirat yang sama-sama dimuliakan oleh Allah swt.
Para tabi’in dan tabiittabi’in, karena begitu memahami arti dari Ramadhan, bulan al-Qur’an, dan begitu kuatnya daxlam mencintai al-Qur’an, maka bila bulan ramadhan tiba mereka mengkhususkan diri untuk membaca al-Qur’an seperti yang dilakukan oleh Imam Az-Zuhri dan Sufyan Ats-Tsauri. Sehingga dalam satu bulan khatam al-Qur’an berpuluh kali. Imam Qatadah umpamanya, di luar di luar  Ramadhan khatm setiap tuju  hari, di dalam Ramadhan khatam setiap tiga hari, dan di sepuluh hari terakhir khatam setiap hari, sementara Imam Syafi’I di luar Ramadhan setiap khatam du kali. Itu semua di luar shalat. Begitu ulama Ahlus Sunnah tidak pernah merayakan Nuzul Qur’an, namun setiap hari khatam al-Qur’an, ada yang sekali dan dapat yang dua kali. Sementara kita  sebulan Ramadhan jika khatam sekali saja maka sudah puas dan gembira. Ceramah Ramadhan : Peringatan Nuzulul Qur’an
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Materi Ceramah Nuzulul Qur'an



Allah Ta'ala berfirman,
"Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan menjadi pembeda (furqan, antara yang haq dengan yang bathil)" (Al-Baqarah: 185).

Bulan Ramadhan merupakan yang di dalamnya terlimpah berjuta ni'mat, salah satunya karena Al-Qur'an pertama kali diturunkan pada bulan ini dan pada bulan ini pula turunnya anugerah "lailatul qadar".

Sisi lain dan diturunkannya Al-Qur'an adalah sebagai penyadaran bagi umat bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk yang sempurna dan paripurna bagi orang-orang bertaqwa (Al-Baqrah: 2). Dan sebagai petunjuk kehidupan, mestinya kita jadikan Al-Qur'an sebagai pengarah langkah kehidupan kita, pijakan setiap amal kita, parameter serta barometer segala kehidupan kita. Karena Allah telah menegaskan bahwa petunjuk Al-Qur'an lah yang paling "terjamin" segala kesempurnaannya -mengatur masalah syariat dan tata cara pelaksanaannya, (Al-Maidah: 48,50) maupun kemurnian (ashalah dan orisinalitas) ajarannya (Al-Hijr: 9).
Namun sayang banyak kita saksikan umat Islam kembali kepada Al-Qur'an setelah mengalami berbagai krisis kehidupan. Al-Qur'an hanya dijadikan pelarian ketika tidak ada lagi "cara pemecahan" lainnya. Ini berarti Al-Qur'an yang asalnya adalah "cahaya kehidupan" yang harus kita letakkan di depan langkah kita, baru diambil cahaya itu ketika "tersandung dan jatuh". Mestinya kita tidak bersikap demikian, karena kalau kita ingin sukses dunia akhirat, Al-Qur'an harus selalu ada di depan kita dan memandu seluruh amal kita.

Mengapa kita harus berhukum pada Al-Qur'an?

Pertama, karena Al-Qur'an memuat segala aturan dan permasalahan kehidupan kita, dan jawabannya atas segala sisi kehidupan manusia. Hal ini sangat logis karena Al-Qur'an diturunkan oleh Sang Maha Pencipta, Yang Maha Mengetahui seluruh ciptaan-Nya dan segala seluk-beluknya yang sangat rinci. Sehingga hanya Allah-lah yang paling pantas menentukan aturan kehidupan ini. Sebagai gambaran paling mudah misalnya sebuah pabrik melemparkan produk motor ke pasaran. Pabrik tersebut tentunya merancang mesin tersebut sesempurna mungkin, sehingga dialah yang paling tahu seluk-beluk motor yang dilempar ke pasaran. Disamping melempar produk, sebuah pabrik juga akan menyertakan "caution", yakni petunjuk penggunaan dan perawatan mesin. Gunanya agar motor yang dijual dapat berjalan baik selama mengikuti petunjuk perawatan, seperti ketentuan check-up, ganti oli, perawatan mesin, bahan bakar yang mesti digunakan, beserta larangan-larangan atau pantangannya. Bagi mereka "patuh" dijamin motor awet dan tahan lama serta dapat berfungsi baik sebagaimana mestinya. Tapi bagi mereka yang "tidak patuh atau ngeyel" masih baru sudah diprotoli, maka dijamin tidak akan lama "umur motor tersebut".

Demikian juga manusia diciptakan Allah dilengkapi aturan "penggunaan dan perawatan" atau juklak. Selama manusia tertib terhadap aturan main, Insya Allah dijamin awet, lancar dan bermanfaat dunia akhirat, serta membahagiakan diri dan orang lain.

Kedua, Al-Qur'an adalah juklak kehidupan yang terjamin orisinalitasnya. Sebagai perundang-undangan kehidupan, Al-Qur'an satu-satunya kitab yang tahan uji dan tahan terhadap berbagai upaya untuk menyelewengkan atau merusak Al-Qur'an. Sebagaimana janji atau komitmen Allah bahwa,

"Kami telah menurunkan Al-Qur'an dan Kami-lah yang senantiasa menjaganya" (Al-Hijr: 9).

Allah Azza wa Jalla berfirman,

"...Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebathilan, baik dari depan maupun dari belakang" (Fushilat: 42).

Komitmen ini dibuktikan dengan adanya mukjizat Al-Qur'an yang mudah dihafal, dipahami dan diamalkan. Ini sesuai dengan tabiat bahasa Arab yang mudah dihafal dan mudah dipahami serta diamalkan. Demikian juga banyak kita lihat ulama dan hafidz yang selalu menjaga kemurnian Al-Qur'an, tumbuhnya mujaddid (pembaharu) yang selalu menjaga dan mengembalikan Islam pada kemurniannya. Tumbuh suburnya Taman Pendidikan Al-Qur'an, TPA, TPQ, TK Al-Qur'an dan sebagainya. Sehingga bila ada satu huruf yang diganti, pasti Allah akan membeberkan kejahatan orang-orang yang mencoba merusak Al-Qur'an.

Ketiga, Al-Qur'an lah satu-satunya undang-undang kehidupan yang paling pas bagi manusia dn segenap semesta raya. Karena Al-Qur'an telah menjamin bagi orang berpijak di atasnya dengan benar, tidak akan sesat selamanya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

"Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus" (Al-Isra': 9).

Rasulullah SAW bersabda,

"Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara yang apabila berpegang kepadanya niscaya tidak akan tersesat selamanya, yaitu Al-Qur'an dan Sunah".

Al-Qur'an mampu menjawab pertanyaan besar yang ada dalam setiap pikiran manusia, min aina...ilaa ainaa...limadzaa? Dari mana kita berasal? Hendak kemana? Dan untuk apa kita hidup di dunia ini? Di dalam Al-Qur'an dipaparkan arah dan tujuan kehidupan, sejarah umat masa lalu dan prediksi (gambaran) kehidupan masa depan, berbagai peristiwa-peristiwa besar dalam kehidupan dan seluruh yang dibutuhkan. Semuanya ada dalam Al-Qur'an.

Juga atas pertanyaan "fitrah" terbesar yang ada dalam benak kita tentang siapa yang telah menciptakan kita? Kepada siapa hendaknya kita mengabdi dan memohon pertolongan? Dan bagaimana agar kita bisa hidup teratur, bahagia dan sejahtera selamanya? Al-Qur'an lah yang akan menjawab, yakni melalui risalah yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, Allah Ta'ala berfirman,

"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa Al-Huda (yakni Al-Qur'an) dan ditemui haq (Yakni Al-Islam), untuk memenangkan di atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik membencinya" (Ash-Shaff: 9).

Mengapa? Karena di dalam Al-Qur'an yang telah dibawa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam akan menunjuki manusia tentang pencipta yang Haq, yakni Allah Ta'ala. Menunjuki manusia tentang cara hidup yang teratur yakni dengan aturan Islam.

Keutamaan-Keutamaan Al-Qur'an

Disamping itu ada beberapa hal yang mesti dicatat oleh tiap muslim tentang keutamaan Al-Qur'an, keutamaan membaca dan menghafalnya. Ini dalam rangka meningkatkan iman dan cinta kepada Al-Qur'an pada khususnya, serta Al-Islam secara keseluruhan.
Ø  Al-Qur'an adalah kitab yang diberkahi (mubarak), pemberi cahaya (nuur), pembeda haq dan bathil (furqan), obat penyakit hati dan jiwa (syifa'ul limaa fish-shuduur), penjelas segala persoalan (al-bayan), petunjuk (al-huda) dan masih banyak nama Al-Qur'an sesuai fungsinya.
Ø  Ahli Qur'an adalah sebaik-baik manusia Rasulullah SAW bersabda, "Khairukum man ta'allamal Qur'aana wa 'allamahu... Rawahul Bukhari... sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya... hadits riwayat Bukhari". Orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur'an adalah sebaik-baik generasi, yakni generasi rabbani qur'ani, Allah Ta'ala berfirman, "jadilah kalian orang-orang (generasi) rabbani (generasi yang sempurna iman dan taqwanya), karena kalian senantiasa mengajarkan Al-Qur'an dan disebabkan kalian senantiasa mempelajarinya" (Ali Imran: 79).
Ø  Ahli Qur'an digolongkan sebagai kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah mempunyai dua keluarga di antara manusia". Mereka bertanya, "Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?" Beliau bersabda, "Ahli Qur'an adalah keluarga Allah dan orang-orang yang khusus (pilihan)" (HR. Nasa'i, Ahmad dan Ibnu Majah).
Ø  Menduduki kedudukan sesuai akhir ayat yang dibacanya. Rasulullah SAW bersabda, "Dikatakan kepada orang yang beriman dengan Al-Qur'an, "Bacalah dan bacalah sekali lagi serta tartilkanlah, seperti yang lengkau akukan di dunia, karena manzilahmu (kedudukanmu) terletak di akhir ayat yang engkau baca". (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad, Al-Baghawi, Ibnu Hibban, dan Hakim).