Senin, 25 Juli 2011

Ilmuwan Pelajari Misteri Kepunahan Thylacine

Binatang berkantong yang telah punah, thylacine, diketahui berburu mangsa seperti kucing ketimbang anjing meski anatomi binatang itu menyerupai anjing. Fakta ini memaksa ilmuwan mencari teori baru atas kepunahan binatang asal Australia, Tasmania, dan Guinea Baru itu.

Thylacine memiliki rupa yang unik. Binatang ini memiliki kepala menyerupai anjing, rambut punggung bercorak belang, dan membawa anaknya menggunakan kantong di perutnya. Hal inilah yang membuat binatang ini dijuluki harimau Tasmania dan serigala berkantong.


Gambar sketsa Thylacine (depan) dan Dingo.

Binatang ini terakhir terlihat di Australia 3.000 tahun lalu. Pada mulanya, peneliti berpendapat thylacine kalah bersaing dengan spesies anjing liar dingo karena menggunakan strategi berburu yang sama. Kekalahan ini membuat thylacine punah.

"Dingo adalah spesies serigala. Mereka jenis pelari," ujar Borja Figuerido, peneliti dari Brown University. "Jika thylacine adalah penyergap, teori kepunahan akibat kalah bersaing dengan dingo kurang memungkinkan."

Peneliti mempelajari sambungan tulang siku binatang itu dan membandingkannya dengan 31 mamalia lain. Mereka menemukan sendi siku thylacine menyerupai sendi kucing yang memungkinkan gerakan memutar cakar. Anjing dan serigala tidak memiliki kemampuan seperti itu. "Karakter anatomi mengungkap strategi berburu thylacine," ujar Figuerido. "Mereka lebih mungkin sebagai penyergap."

Terbatasnya kemampuan rotasi sendi siku anjing dan serigala menjadikan binatang ini, juga dingo, sebagai pelari yang cepat. Akibatnya, mereka berburu dalam kelompok besar, membuntuti mangsanya dari jarak jauh. Adapun dari hasil penelitian, peneliti menyimpulkan thylacine merupakan pemburu penyendiri dan menyerang mangsa dengan cara menyergap layaknya kucing.

Mamalia berkantong atau marsupial banyak ditemui di Australia dan beberapa kawasan di bumi belahan selatan. Binatang tipe ini mirip mamalia berplasenta, seperti manusia, anjing, dan kucing, tapi terpisah dari pohon evolusi pada Periode Cretaceous sekitar 125 juta tahun lalu.

Evolusi dua kelompok mamalia ini adalah contoh evolusi konvergen, yaitu dua kelompok berbeda pada lokasi berbeda mengembangkan morfologi yang sama untuk menghadapi habitat serupa. Thylacine sendiri pada awalnya dianggap sebagai perwujudan serigala berkantong, dengan ukuran tubuh dan kebiasaan makan yang sama. "Namun konsep ini harus ditinjau ulang," ujar dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar